aku

APA MAKSUD HANYA ALLAH SAJA YANG MENGETAHUI HAL GHAIB?

XMISTERI. -Apakah jika kita membahas masalah hal ghaib itu berarti menyalahi atau menentang ayat yang mengatakan bahwa hanya Allah saja yang mengetahui hal ghaib??
Kita tahu bahwa memang Allah saja yang mengetahui perkara ghaib.
Katakanlah : tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib kecuali Allah (Q.S. An-Naml [27] : 65)
Namun Allah menurunkan Al-Qur’an yang berisi firman-firmanNya di dalamnya terdapat penjelasan segala sesuatu termasuk masalah-masalah ghaib yang hanya Allah saja yang tahu
“Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) yang berisi penjelasan segala sesuatu” (Q.S. An-Nahl : 89)
Lalu Allah memerintahkan RasulNya untuk menjelaskan kaepada manusia. Maka atas perkenan dan kehendak Allah pula, Dia menjelaskan sebagian perkara ghaib ini kepada RasulNya.
“(Dialah Allah) Yang Mengetahui perkara ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya” (Q.S. Al-Jin [72] : 26-27)
“Dan Kami turunkan kepadamu (Muhammad) Al-Qur’an  agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa-apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka (para manusia) memikirkannya” (Q.S. An-Nahl [16]: 44)
Demikian pula selanjutnya, Rasul-Nya menjelaskan kepada para sahabat, apa-apa yang diwahyukan Allah tentang perkara ghaib. Maka dari itu Rasulullah SAW menjelaskan tentang perkara yang ghaib sebatas yang ia ketahui dari wahyu Allah saja:
Katakanlah: ‘Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak pula aku mengetahui yang ghaib dan tidak pula aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengetahui kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.’ Katakanlah: ‘Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat?’ Maka apakah kamu tidak memikirkannya?” (Al-An’am: 50)
Maka berdasarkan pengajaran langsung dari Allah pulalah Rasulullah SAW mengajarkan manusia tentang hal-hal ghaib yang utama adalah tentang Allah sendiri :
Aisyah r.a. berkata, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling takwa dan paling kenal tentang Allah dari kamu sekalian adalah saya‘” (H.R. Bukhari)
Lalu berdasarkan pengajaran langsung dari Allah pulal Rasulullah SAW mengajarkan manusia tentang hal-hal ghaib seperti kiamat, surga neraka, dll
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau SAW bersabda, “Kunci ilmu ghoib itu ada lima. Kemudian beliau pun membaca firman Allah (yang artinya), “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat, … dst seperti yang disebut dalam surat Luqman : Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati” (Q.S. Luqman [31] : 34) (H.R. Bukhari)
Jika kita runut logikanya begini, Allah adalah termasuk perkara ghaib,  yang mengetahui tentang diri Allah hanyalah Allah sendiri, namun Rasulullah SAW mengetahui tentang diri Allah sejauh yang Allah beritahukan kepada beliau, demikian pula sahabat, tabi’in dan manusia selanjutnya termasuk diri kita, mengetahui tentang Allah sejauh yang Allah informasikan melalui kitabNya dan sejauh yang Rasulullah SAW ajarkan kepada kita, dimana kita membaca hadits-hadits beliau. Maka Rasulullah mengatakan mengetahui tentang Allah itu tidaklah menyalahi. Demikian pula kita mengatakan sesuatu tentang Allah sepanjang itu dilandasi apa-apa yang diinformasikan dari Allah sendiri dan dari RasulNya maka hal itu tidak menyalahi.
Apa Yang Dimaksud Allah Tak Akan Memberitahu Kepada Siapapun Tentang Perkara Ghaib?
Ada yang berpendapat bahwa tidak mungkin siapapun di antara manusia mengetahui hal-hal yang ghaib karena ayat ini :
Dia adalah Tuhan Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. (Q.S. Al-Jin [72] : 26)
Maka ayat ini konteksnya adalah berkait dengan ayat sebelumnya yaitu “Katakanlah aku tidak mengetahui apakah (adzab)yang diancamkan Allah kepada mu itu dekat (sebentar lagi saatnya) ataukah Rabbku menjadikan bagi kedatanganya masa yang panjang (yang tidak diketahui oleh siapapun kecuali Dia). (Q.S. Al-Jin [72] : 26)
Maka  yang dimaksud bahwa Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib bukanlah semua hal ghaib, melainkan terbatas pada kontes pembicaraan adzab Allah yang diancamkan pada Jin yang tidak beriman.
Jadi duduk perkaranya adalah begini. Surat Al-Jiin turun mengenai serombongan Jin dari dusun Nashibin yang mendengarkan bacaan Al-Qur’an yang dibacakan oleh Nabi Muhammad SAW. Lalu sebagian jin ada yang beriman, dan sebagian lainnya tetap tidak beriman.
Kemudian khusus mengenai ayat ke-22, Imam Ibnu Jarir menceritakan hadits dari Hadrami, telah mendengar bahwa seorang jin dari kalangan pemimpin-pemimpin jin yang mempunyai banyak pengikut telah mengatakan : “Sesungguhnya Muhammad ini menginginkan Allah melindunginya, padahal kami (para jin) dapat memberikan perlindungan kepadanya” Maka Allah menurunkan wahyu : “Katakanlah: “Sesungguhnya aku (Muhammad) sekali-kali tiada seorangpun dapat melindungiku dari (azab) Allah dan sekali-kali aku tiada akan memperoleh tempat berlindung selain daripada-Nya. (Q.S. Jiin :22) (Lihat Tafsir Jalalain Jilid IV)
Lalu turunlah wahyu-wahyu selanjutnya Q.S. Jiin ayat 23-26 yang menjelaskan tentang kontes adzab yang diancamkan kepada para Jiin yang tidak beriman yang malahan merasa mampu menjadi pelindung Muhammad, bahwa perkara itu termasuk hal ghaib dan Allah tidak akan memberitahukan kapankah adzab itu akan diturunkan, sebentar lagi kah.. atau masih lama lagi.
Ada juga penjelasan lain, bahwa apa yang dimaksud dengan Allah tidak akan memberitahukan siapapun mengenai perkara ghaib adalah dalam hal-hal yang memang sampai kapanpun siapapun tidak ada yang mengetahuinya seperti misalnya :
1. Masalah Takdir
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib. Tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudh). (Q.S. Al-An’aam : 59)
Pada ayat di atas perkataan “semua yang ghaib” tidak berarti semua secara mutlak berarti kita tidak tahu apapun, melainkan sebagaimana kelanjutan ayatnya yaitu masalah-masalah takdir apa yang bakal terjadi, berapa daun yang gugur, semuanya hanya Allah yang tahu dan semuanya telah ditakdirkan tertulis dalam kitab Lauh Madhfudz.
2. Waktu Pasti Terjadinya Kiamat
Kiamat adalah perkara ghaib, namun tidak semua hal tentang kiamat itu kita tidak tahu. Hal-hal yang kita diberitahu maka kita akan tahu misalnya mengenai bagaimana suasana kiamat itu nantinya :
Tidak adalah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (An-Nahl: 77)
Adapun mengenai waktu pastinya hanya ada keterangan-keterangan yang sifatnya perumpamaan
Sesungguhnya ajal kalian dan ajal umat-umat yang telah lalu hanyalah seperti masa antara shalat ashar dan tenggelamnya matahari.” (Al-Bukhari VI/495 no. 3459)
Sesungguhna kiamat itu pasti datang. Aku merahasiakan (kapan waktunya)…” (Q.S. Thaha : 15)
Tidak seorangpun dapat menjelaskan waktu kedatangannya (Kiamat) selain Dia” (Q.S. Al-A’raaf : 187)
Bahkan Nabi pun tidak diberitahu Allah
“(Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari berbangkit, kapankah terjadinya?. Siapakah kamu (sehingga) dapat menyebutkan (waktunya). Kepada Rabbmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya).” (QS. An Naazi’at: 42-44)

Bahkan juga Jibril pun tida
k diberitahu Allah
Dia (Jibril) bertanya lagi : beritahu aku tentang Assa’ah (hari kiamat) Rasulullah menjawab : Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya”.. (H.R. Muslim)
3. Kapan Pasti Waktu Dibangkitkan Dari Alam Kubur Ke Padang Mahsyar
“Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan. (QS. An-Naml : 65)
Maka yang dimaksud dengan tidak mengetahui perkara ghaib kecuali Allah adalah perjara kapan mereka dibangkitkan yang mana memang sampai kapanpun bahkan Nabi pun tidak mengetahuinya yaitu kapan terjadinya tiupan sangsakala kedua dimana mayit akan dibangkitkan dan dikumpulkan di Padang Mahsyar
4. Kejadian Masal Lalu Yang Tidak Ada Yang Tahu
Misalnya tentang apakah Nabi Isa disalib atau diangkat ke langit
Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, `Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan `Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) `Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah `Isa.” (Q.S. Al-Nisaa’: 157)
Atau tentang kisah ashabul kahfi pemuda dan anjingnya yg ditidurkan di dalam gua selama 300 tahun
Kami (allah) lebih mengetahui manakah di antara kedua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lama mereka tinggal (dalam gua itu). (Q.S. Al kahfi : 12)
Katakanlah: “Wahai Allah, Pencipta langit dan bumi, Yang mengetahui barang ghaib dan yang nyata, Engkaulah Yang memutuskan antara hamba-hamba-Mu tentang apa yang selalu mereka memperselisihkannya (Q.S. Az-Zumar [39] : 46)
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori ALAM GHAIB dengan judul APA MAKSUD HANYA ALLAH SAJA YANG MENGETAHUI HAL GHAIB?. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://kang-enigma.blogspot.com/2013/06/apa-maksud-hanya-allah-saja-yang.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: Kang Enigma - Selasa, 04 Juni 2013

Belum ada komentar untuk "APA MAKSUD HANYA ALLAH SAJA YANG MENGETAHUI HAL GHAIB?"

Posting Komentar